Tumang, Nilai Mistis serta Filosofisnya Untuk Suku Tengger di Bromo

Siapa yang tidak ketahui eksotisme gunung Bromo yang sangat luar biasa serta menawan mata dunia? Rasanya nyaris mustahil bila orang Indonesia apalagi luar negara buat tidak mengenali yang namanya Bromo.

Dengan seluruh keelokan alam yang tersaji dalam salah satu dari 7 keajaiban dunia ini, hendak membuat masing- masing pasang mata berbinar seolah menemukan bocoran nikmat surgawi. Padang rumput, laut pasir, serta jalanan yang bergelombang hendak setia menemani perjalan orang- orang mengarah puncak terkenal dunia, kawah gunung Bromo.

Gunung yang terletak di 4 kabupaten sekalian di Jawa Timur ini ialah destinasi wisata yang acap kali masuk ke dalam list liburan banyak orang paket wisata bromo .

Malang, Pasuruan, Lumajang, serta Probolinggo merupakan 4 kabupaten yang beruntung mempunyai gunung dengan keelokan surgawi Bromo. Tidak cuma keelokan alamnya saja, hendak namun budaya tradisional masyarakatnya masih erat tidak lekang oleh waktu.

Suku Tengger, merupakan suku asli yang menempati lereng gunung Bromo. Suku ini telah terdapat dari era kerajaan Majapahit. Banyak yang kurang mengenali keberadaannya sebab bahasa yang dipakai juga sedikit terdengar kurang sering di dengar, bahasa asli suku ini merupakan bahasa jawa kawi yang dikala ini telah tidak sering dipakai oleh warga suku jawa modern.

Tetapi tidak sedikit dari orang orang suku tengger yang memakai bahasa osing, ialah bahasa asli suku osing di Banyuwangi yang memanglah sangat mirip dengan bahasa jawa. Kebanyakan orang- orang suku Tengger berkeyakinan agama hindu, serta sebagian lagi beragama islam serta kristen.

Orang orang suku tengger mempunyai karakteristik khas pada fisiknya ialah pipi merah yang rupanya menyamai buah tomat, serta hendak kian memerah dikala bersentuhan dengan cahaya matahari.

Baca Juga : 4 Metode Jadi DISTRIBUTOR Pakaian LANGSUNG DARI PABRIK Pakaian MURAH

Tidak hanya itu, umumnya orang orang suku tengger hendak mengalungkan sarung tenun khas suku tengger di tiap aktivitasnya, mulai dari bekerja, memasak, serta menggendong anak.

Warga suku tengger sangat memegang erat budaya peninggalan leluhurnya berbentuk ritual serta upacara adat semacam karo, yadnya kasada, unan- unan, entas- entas, serta leliwet.

Tetapi, yang hendak dibahas pada postingan ini bukan upacara adat yang sudah disebutkan, hendak namun suatu yang ada di dalam dapur kebanyakan warga tengger.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *