Langkah-langkah melakukan aqiqah Agar seorang muslim mengetahui bagaimana melakukan aqiqah, ia harus mengetahui waktunya, syarat-syaratnya, apa yang diucapkan saat menyembelihnya, bagaimana pembagiannya, dan segala aturan dan detail yang terkait dengannya.
waktu aqiqah Ada berbagai pendapat para fuqaha tentang berakhirnya waktu pemisahan aqiqah, menurut dua pendapat: Mayoritas Syafi’i, Hanbali, Zahiriyya, dan sebagian ahli hukum Maliki berpendapat bahwa aqiqah tidak boleh terlewatkan dengan aqiqah depok menundanya sampai hari ketujuh kelahiran, dan diperbolehkan setelahnya. Al-Hasan, Ataa, dan Maliki yang terkenal percaya bahwa aqiqah tidak dapat diterima dan terlewatkan jika ditunda melebihi hari ketujuh.
Syarat Aqiqah Mayoritas ahli hukum membuat beberapa syarat untuk aqiqah, yaitu: Bahwa aqiqah itu dari ternak: yang dimaksud dengan ternak adalah domba, kambing, unta, dan sapi, dan tidak sah aqiqah selain itu. seperti ayam, burung, dan kelinci. Aqiqah harus bebas dari cacat: itu berarti cacat; Cacat yang sama yang telah ditetapkan bahwa mereka tidak harus hadir dalam pengorbanan ; Seperti tidak bermata satu, kurus, timpang, sakit, dll.
Bahwa ‘aqeeqah mencapai usia yang diperlukan: seperti yang diperlukan untuk pengorbanan; Tidak halal aqiqah dengan domba kecuali kambing itu telah genap satu tahun umurnya, begitu pula sapi kecuali dua tahun umurnya, begitu pula unta kecuali lima tahun umurnya.
Membagi aqiqah Ada banyak pendapat para ahli hukum tentang cara membagi aqiqah menjadi tiga ucapan: Para fuqaha Maliki, dan Zahiriyah, berpandangan bahwa dianjurkan untuk menggabungkan makan, makan, dan sedekah, dari ‘aqeeqah, tanpa menilai kuantitas. Ahli hukum Hanafi dan Hanbali, dan salah satu hadits Maliki, menyatakan bahwa aqiqah dibagi menjadi tiga bagian; Dia makan sepertiga, memberikan sepertiganya, dan memberikan sepertiga sebagai sedekah. Syafi’i masuk dalam salah satu ucapan mereka bahwa diinginkan untuk makan setengah, dan memberikan setengah lainnya dalam amal.
