Raungan Ambulans Covid-19 Bikin Mereka Ketakutan: Gemetar, Keringat Dingin, hingga…
Hampir tiap-tiap sementara suara sirene ambulans terdengar di wilayah Jabodetabek. Bunyinya yang meraung-raung memecah kebisingan deru kendaraan di jalanan menjadi menandakan wabah Covid-19 merasa tidak tertanggulangi dalam beberapa sementara terakhir ini.
Mendengar suaranya yang memekik tiap-tiap saat, beberapa orang bisa saja memilih untuk terbiasa, namun bagaimana mereka yang memiliki fobia atau phobia dengannya? Atau dalam bhs psikologinya: Fonofobia.
Nabila (23) adalah tidak benar satunya. Dia mengaku fobia bersama dengan suara ambulans. Jika mendengarnya tubuhnya akan segera bereaksi.
“Dulu itu hingga gemetar, keringat dingin. Kaki itu berasa terlampau lemas,” kata Nabila sementara dihubungi Suara.com, Jumat (16/7/2021).
Baca Juga:
Rakyat Lagi Hancur-hancuran Digempur Covid, Pak Mahfud Masih Nikmat Nonton Sinetron?
Meningkatnya angka Covid-19 sementara ini, seolah menjadi mimpi buruk. Apalagi rumahnya yang berada di Kota Bogor, berdekatan bersama dengan dua tempat tinggal sakit rujukan pasien Covid-19. Otomatis tiap-tiap sementara tersedia suara sirene ambulans yang melengking.
Nabila bahkan sempat menghitungnya Karoseri Ambulance .
“Dari jam 10 hingga 12 malam tersedia bisa saja kira-kira 15 ambulans,” ujarnya.
Istigfar
Dalam suasana itu, dia cuma mencoba menenangkan dirinya sendiri. Menutup telinganya sekuat tenaga bersama dengan bantal, atau benda lain yang sanggup meredam suara.
Baca Juga:
Kapal Pesiar PT Pelni Dijadikan Tempat Isolasi Pasien Covid-19 di Lampung
“Dan juga sambil istigfar dan berdoa,” tambahnya.
Lain lagi terkecuali berada di luar rumah, Nabila layaknya orang keresahan yang sedang diburu penjahat.
Dia akan memilih mencegah atau melacak daerah aman. Namun terkecuali tak bisa, Nabila cuma sanggup terdiam bersama dengan tubuh yang bergetar.
“Kalau kebetulan tersedia di depan muka, nikmati saja gemetarnya,” kata dia.
Fobia Sejak SD
Baca Juga:
Rakyat Lagi Hancur-hancuran Digempur Covid, Pak Mahfud Masih Nikmat Nonton Sinetron?
Menurut, dia memiliki fobia bersama dengan suara sirene ambulans, gara-gara trauma era lalu. Fonofobia itu berawal sementara Nabila duduk di kelas 5 SD. Suatu sementara dia berboncengan bersama dengan orang tuanya. Karena suasana jalanan yang macet, motor yang ditumpanginya bersampingan bersama dengan mobil ambulans.
“Kondisi jalanan lagi macet banget. Terus di samping tersedia ambulans dan sirenenya nyala. Saya kira kosong kan, tahunya tepat melihat tersedia dua mayat,” paparnya.
Nabila mesti melihat dua mayat itu kira-kira 1/2 jam, mengingat jalanan yang sedang macet.
“Terus juga mereka gerak-gerak, gara-gara mesin ambulansnya kan nyala,” tambahnya.
Semenjak sementara itulah, Nadia memiliki keresahan bersama dengan suara sirene ambulans.
Baca Juga:
Kapal Pesiar PT Pelni Dijadikan Tempat Isolasi Pasien Covid-19 di Lampung
Nabila bukan tak berniat menghalau ketakutannya ini. Pernah suatu ketika, dia idamkan datang ke psikolog, namun berdasarkan informasi yang diterimanya berasal dari seorang teman yang senasib dengannya, wanita itu sesudah itu mengurungkan tekad itu.